Gelar KekuatanUdara Pulau-PulauTerluar Wilayah Timur.

Gelar KekuatanUdara Pulau-PulauTerluar Wilayah Timur.

Oleh harmen Batubara

Gelar KekuatanUdara Pulau-PulauTerluar Wilayah Timur. Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan matranya akan melakukan gelar kekuatan di pulau-pulau terluar Indonesia. Di antaranya Natuna, Morotai, Biak, dan Selaru. Gelar kekuatan itu, kata Hadi, sesuai dengan kebijakan desentralisasi kekuatan militer yang dicanangkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. “Morotai satu pangkalan yang cukup baik untuk pesawat tempur. Selaru panjang runway sampai 3000 meter,” kata Hadi di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2018).

Pertahanan Di Perbatasan
Pertahanan Di Perbatasan

Namun, apabila proses pembangunan di Selaru belum selesai, maka gelar kekuatan akan dinaikkan ke daerah Kupang. Hadi mengatakan, di wilayah tersebut akan dibuat selter agar kegiatan pesawat tempur bisa berlangsung setiap hari di sana. “Pangkalan induk tetap di Madiun untuk pesawat tempur, namun kegiatan pesawat tempur tetap akan dilakukan di empat tempat tadi,” jelasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Gatot, menyatakan TNI berencana memperkuat kekuatan pertahanan dan keamanan di wilayah timur Indonesia. Hal itu dilakukan dengan cara pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan TNI, seperti pelabuhan dan pangkalan udara. Tahun ini, TNI akan menerapkan kebijakan desentralisasi pasukan dan pangkalan militer untuk meningkatkan keamanan di berbagai kawasan. Kebijakan itu diambil saat rapat pimpinan TNI yang berlangsung sejak 16 hingga 19 Januari 2017. Gatot mengatakan, desentralisasi dilakukan untuk menyesuaikan perubahan global.

Baca   Juga   :  Pertahanan, Bangga Dengan Produk AlutSista Sendiri

Melihat Gelar KekuatanUdara Pulau-PulauTerluar Wilayah Timur.

Kebijakan ini sejalan dengan Presiden Joko Widodo yang telah menginstruksikan Gatot untuk menggelar desentralisasi tersebut. “Arahan Presiden agar TNI mengantisipasi perubahan global yang sedang berlangsung dan menyiapkan segala dampak dari perubahan itu,” ujar Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (19/1). Pokok kebijakan desentralisasi kekuatan militer di antaranya dilakukan melalui pembentukan komando daerah militer dan komando operasi militer baru. TNI juga akan menambah armada baru di kawasan timur Indonesia yang berpusat di Sorong, Papua. Menurutnya, selama ini kemanan dan pertahanan laut di wilayah itu hanya mengandalkan Komando Armada Kawasan Timur (Koarmatim) yang bermarkas di Surabaya.                      

Pertahanan udara di wilayah Indonesia timur masih jauh dari memadai, terlebih lagi untuk wilayah NTT.  Padahal wilayah ini berbatasan langsung dengan Timur Leste dan Australia. Saat ini Indonesia baru mempunyai Skuadron di Makassar dengan 16 unit pesawat tempur Su-27/30. Memang Timor Leste saat ini belum punya skuadron tempur, tetapi Australia?  Australia punya markas Angkatan Udara Australia RAAF Base di Darwin. Yang dilengkapi dengan puluhan pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet dan E/A-18 Growler. Dan juga terdapat pangkalan Marinir Amerika Serikat. Masih ada lagi pangkalan Angkatan Udara di Tindall yang rencananya akan dilengkapi dengan 1 Skuadron pesawat tempur F-35 A.

Dalam hal memperkuat pertahanan. Mabes Angkatan Darat membangun 2 kompi kavaleri di wilayah Korem 161/Wirasakti (NTT). Dalam rangka memperkuat sistem pertahanan keamanan di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia.”Ada dua lokasi yang nantinya dijadikan tempat untuk pembangunan kokav tersebut. Yakni di Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste dan satu lagi di Kabupaten Kupang, tepatnya di Naibonat.” Kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto di Kupang waktu itu 27/5/2016.

Baca  Juga   :  Mengamankan Perbatasan Menjaga Kedaulatan 

Memperkuat Gelar KekuatanUdara Pulau-PulauTerluar Wilayah Timur.

Hal senada juga oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Juga sudah mulai membangun radar pertahanan udara di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Hal ini dilakukan pihak TNI-AU sebagai langkah menjaga pertahanan keamanan udara di Nusa Tenggara Timur (NTT).“Kami akan bangun satuan radar pertahanan udara di wilayah Kabupaten SBD. Sebagai wujud pertahanan udara di wilayah selatan Indonesia. Dan meningkatkan Paskhas Kompi C menjadi detasemen pertahanan udara di wilayah Kupang.” Kata Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang, Kolonel Penerbang Jorry Koloay kepada wartawan, waktu itu 9 April 2016. Tapi tanpa adanya skuadron tempur yang melekat, apalah artinya satuan Radar?

TNI Angkatan Laut juga sudah meningkatkan status Pangkalan TNI AL (Lanal) Saumlaki, Ambon. Lanal Saumlaki, berada di bawah komando Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon, jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Diresmikan pada 2011 silam, Lanal Saumlaki berada di Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Saumlaki berada di Kepulauan Tanimbar, yang berbatasan langsung dengan Australia. 7Januari, 2016 Kasal sudah merencanakan Lanal Saumlaki akan dikembangkan menjadi tipe B, yang dipimpin Kolonel. Juga akan lengkapi dermaga yang bisa menampung empat kapal patroli ataupun kombatan”, ujar KSAL waktu itu.

Peningkatan status Lanal Saumlaki untuk meningkatkan pengawasan yang maksimal di sekitar Laut Timur dan Laut Aru. Pengawasan ini juga terkait dengan tingginya potensi perikanan di wilayah Laut Aru. Peningkatan status Lanal Saumlaki ini juga menjadi salah satu upaya dalam memperkuat gelar kekuatan dan kemampuan TNI di wilayah pulau-pulau terluar. Khususnya di wilayah timur dan tenggara, yang berbatasan langsung dengan Australia.

Pulau Biak, Jayapura dan Merauke Perlu Perkuatan

Pulau Biak merupakan gerbang timur Indonesia yang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik. Posisi Pulau Biak menjadi sangat penting dalam menjaga kedaulatan. Terutama dalam menghadapi serangan maupun penerobosan wilayah dari laut lepas Samudera Pasifik. Keberadaan Pulau Biak saat ini hanya dijaga oleh pasukan TNI dari Korem 173/Praja Vira Braja dan jajarannya. Mereka juga menjadi pusat penjagaan pulau-pulau kecil terluar di sekitarnya, seperti Kepulauan Mapia di sisi utara, Kepulauan Padaido di sisi timur, Pulau Supiori yang terletak di sisi barat maupun Pulau Numfor yang berada di sisi selatan Pulau Biak.

Dalam melaksanaan pengamanan, Korem 173/PVB berfungsi sebagai Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) dibawah Kodam XVII/Cenderawasih. Yang menjalankan dua operasi yaitu Pengamanan Daerah Rawan (PAM Rahwan) dan Pengamanan Pulau Terluar (PAM Pulau Terluar). Dengan bekerja sama secara terpadu dengan dengan satuan-satuan lain dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara di Pulau Biak. Mereka rutin melakukan patroli di daerah-daerah rawan, pesisir pantai dan pulau-pulau kecil terluar. Selain pengamanan, salah satu fungsi TNI di pulau terluar adalah memberdayakan serta membantu masyarakat lokal yang membutuhkan. Oleh karena itu mereka juga sering turun ke lapangan untuk melihat dan membantu masyarakat secara langsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *