Perang Rusia Ukraina Keamanan Barter Wilayah

Perang Rusia Ukraina Keamanan Barter Wilayah

Oleh : Harmen Batubara

Perang adalah untuk menaklukkan musuh. Tujuan Perang sesuai dengan sifat dasar manusia untuk menaklukkan musuhnya. Perang Rusia dengan Ukraina adalah perang antar dua Negara serumpun mereka memang saudara. Mereka dari entitas Slavia Soviet dan bisa dipastikan akan jadi perang yang sangat KERAS, layaknya perang yang menghantam Suriah di TimTeng. Hanya ada satu Kata Musuh Kalah atau Hancur Bersama.

Konflik Rusia-Ukrania ini bermula pada abad ke delapan tepatnya 880 an,saat berdirinya Kerajaan Kievan Rus berada di Ukraina. Inilah yang jadi cikal bakal bangsa Slavia seperti  Belarus, Ukrania dan Rusia dan jadi Uni Soviet. Pada 26 Des 1991 dibawah Mikhail Gorbachev Uni Soviet bubar dan menjadi 15 Negara Baru.

Dari segi geografi Rusia sangat tergantung dengan Ukraina. Artinya Ukraina adalah pintu masuk ke Rusia. Kalau Ukraina bergabung dengan Uni Eropa tidak jadi masalah. Tetapi kalau gabung NATO itu menjadi “kehancuran” bagi Rusia.Idealnya adalah Kalau Ukraina memahami ini. Tapi malah yang terjadi justeru sebaliknya. Ukrania mau lepas bebas dari yang berbau Rusia, kemudian gabung dengan UE dan NATO dan menuruti keinginan Nato untuk menghancurkan Soviet.

Alasan kuat serangan Putin ke Ukraina adalah karena rencana Ukraina yang ingin bergabung ke NATO. Menurut CNN, Putin mengatakan bahwa ekspansi NATO apalagi ditambah nantinya akan gabungnya Ukraina dengan NATO itu adalah ancaman bagi Rusia. Terlebih lagi, bagi UE dan NATO Ukraina adalah jaminan akan lumbung bahan Pangan dan Energi.

Keamanan Barter Wilayah

Pada awalnya Putin punya strategi. Pertama memastikan agar yang jadi Pimpinan di Ukraina adalah yang pro atau minimal memahami “keamanan” Rusia. Kedua kalau itu gagal maka wilayah-wilayah beretnis Rusia di Donbass, luhans dan Donets serta Crimea harus jadi Negara merdeka yang pro Rusia. Kalau Ukraina gabung Nato maka wilayah timur khususnya Donbass, luhans dan Donets serta Crimea harus masuk jadi milik Rusia.

Untuk memastikan itu Terwujud maka di desainlah yang disebut “Operasi Khusus Militer” yang memastikan Kekuatan militernya bisa masuk ke Kyiv dan menggantikan Presiden Zelenskyy dengan tokoh lain yang pro Rusia.

Saya tadinya membayangkan akan ada pola “serangan Kilat” Blitzkrieg ke Kyiv tetapi malah Rusia justeru tersebar ke kharkiv, zaporizhzhia, Mariupol, Kherson dan Odessa. Jadi kalau di awalnya Rusia beranggapan akan bisa melakukan operasi Militer Khusus ini selama satu pekan ternyata “meleset” kini sudah 10 bulan malah perangnya sudah memanjang dan melebar ke mana-mana.

Saya lalu ingat akan perang Uni Soviet VS Finlandia dibawah Joseph Stalin tanggal 30 November 1939. Soviet waktu itu ingin agar Finlandia menyerahkan wilayahnya untuk dipakai menyangga serangan Jerman. Finlandia bersifat Netral dan tidak mau memberikan wilayahnya. Maka terjadilah perang dengan kekuatan tidak seimbang atau dengan perimbangan kekuatan militer 4:1 ; tank 200 :1 ; pesawat tempur 30:1. Stalin memperkirakan dalam satu atau dua bulan Finlandia akan bertekuk lutut tetapi dan ternyata Finlandia mampu bertahan selama enam bulan lebih sampai Maret 1940. Finlandia memang kalah dan menyerahkan wilayahnya untuk Soviet. Kini hal serupa seolah terjadi lagi. Demi keamanannya Rusia ingin agar Donbass, luhans dan Donets serta Crimea menjadi bagian dari Rusia tetapi Ukraina menolak. Maka sejarah akan terulang lagi. Apakah sejarah akan terulang lagi? Hanya waktulah yang akan menentukannya.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *