Oleh harmen Batubara
Masalahnya
dan ternyata MP3EI dengan enam koridor tersebut, pembangunan infrastruktur
perbatasan tidak ditemukan di dalamnya, maka praktis perbatasan tetap terisolasi.
Akibatnya meski BNPP lahir dan berkembang tetapi dihadapkan dengan kondisi
perbatasan yang masih terisolasi, maka praktis BNPP hanya seperti macan diatas
kertas. Hanya bisa membuat kebijakan, membuat grand design pembangunan
perbatasan tetapi tidak bisa di implementasikan.
Sebagai
pencinta wilayah perbatasan, saya melihat dan merasakan bagaimana Strategi
Nawacita Jokowi pada masa itu telah dan akan membawa perubahan besar terhadap
pembangunan di Wilayah Perbatasan. Minimal ada beberapa hal yang menurut saya sangat
phenomenal.
Pertama, Jokowi telah bertekat dan sudah mulau membangun Jalan Paralel Perbatasan. Suatu hal yang tidak terbayangkan sebelumnya. Kedua, Jokowi kemudian membangun kembali 9 PLBN di perbatasan, 7 diantaranya sudah selesai. PLBN itu kini terlihat megah dan membanggakan warga bila melihatnya.Ada perasaan bahwa pimpinan Negeri ini patut dihormati. Ketiga, pemerintahan Jokowi-Jk menggelontorkan Dana ke Perdesaan atau Dana Transfer Desa, suatu konsep yang belum pernah ada di Dunia dan hasilnya sudah mulai dirasakan di pedesaan.
Keempat, Pemerintah Jokowi-Jk
juga kini tengah menyelenggarakan peremajaan kebun rakyat, dan sudah dimulai
lewat program peremajaan kebun sawit rakyat; nantinya akan bergeser ke kebun
karet rakyat, kebun sahang rakyat dst.dst. Kelima, pemerintah Jokowi-Jk tengah
menghidupkan dan mengkampanyekan pembukaan KEK, kawasan Ekonomi Khusus, meski
sampai saat ini Pemda Perbatasan belum bisa memanfaatkannya. Dengan ke lima
paket ini, dipercaya apa yang jadi kebutuhan Perbatasan untuk jadi Halaman
Depan Bangsa sudah lebih dari Cukup, kini bagaimana Pemda Perbatasanlah yang
diharapkan untuk menuntaskannya.
Program ini
akan meningkatkan interkonektivitas ekonomi dan memfasilitasi pembangunan di
Eurasia, Afrika Timur, dan lebih dari 60 negara mitra lewat Enam koridor
Ekonomi: Tiongkok-Mongolia-Rusia, New Eurasia Land Bridge serta Tiongkok-Asia
Tengah-Asia Barat, Tiongkok-Semenanjung Indochina, Tiongkok-Pakistan,
Banglades-Tiongkok-India-Myanmar. Konektivitas SREB akan terhubungkan jaringan
pipa hydrokarabon, rel kereta api kecepatan tinggi.
Secara harafiah memang yang disebut Tol Laut merupakan konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok. Dalam penglihatan saya, ada persamaan konsep antara OBOR Tiongkok dan Tol Laut Jokowi.
Hanya saja klasnya memang berbeda, kalau OBOR melintasi 60 negara
internasional maka Tol Laut, melintasi 34 Provinsi Nusantara Tapi hakekatnya
sama membenahi interkonektivitas guna meningkatkan peluang bisnis. Jadi kalau
Tiongkok berani memberikan dukungan pendanaan bagi pembangunan jaringan
infrastruktur termasuk jalan, kereta api, telekomunikasi, jaringan pipa energi,
dan pelabuhan di sepanjang Jalur BRI tersebut; maka Pemerintahan Jokowi
bersedia membangun jaringan 24 Pelabuhan berikut sarananya, serta menyediakan
Kapal untuk mengarungi jalur sepanjang jalur Tol Lautnya.
Dengan
harapan Pemda mau berpartisipasi, untuk membangun jaringan infrastruktur guna
menunjang kelancaran program Tol Laut dan tentu demi keuntungan Pemda nya
sendiri. Pemda diharapkan dapat membuat jaringan jalan raya, telekomunikasi,
serta berbagai jaringan penunjang bisnis lainnya untuk memudahkan menjangkau
dan memanfaatkan Pelabuhan Tol yang ada di wilayahnya.
Tol laut
terus berkembang dan menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi,
saat ini jumlah trayek tol laut sudah semakin bertambah. Sejak awal
dicanangkan, proyek yang menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini
semakin menunjukkan peningkatan. Dari sebelumnya hanya sekitar tujuh trayek,
kini sudah bertambah enam trayek menjadi sekitar 13 trayek. "Tol laut itu
kita sekarang ada tujuh lintasan, terus kita tambah lagi enam lintasan,"
katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (31/7/2017). Proyek tol laut
diprioritaskan untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Namun, terdapat beberapa
wilayah di barat, salah satunya Sumatera dan Natuna.
"Terutama
Indonesia bagian timur. Jadi, dari 12 sampai 13 rute itu, kira-kira 12 rute
untuk timur. Yang ke barat itu untuk Sumatera bagian timur, dan yang kedua ke
Natuna," tuturnya. Berikut 13 rute tol laut yang menyinggahi sebanyak 41
pelabuhan di Indonesia:
Rute T1, yaitu Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Wanci-Tanjung Perak; Rute T2, yaitu Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Moa-Kalabahi-Tanjung Perak; Rute T3, yaitu Tanjung Perak-Calabai (Dompu)-Maumere-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Sabu-Rote-Lewoleba-Larantuka-Maumere-Calabai (Dompu)-Tanjung Perak; Rute T4, yaitu Tanjung Perak-Bau Bau-Manokwari-Bau Bau-Tanjung Perak ; Rute T5, yaitu Makassar-Tahuna-Lirung-Tahuna-Makassar ; Rute T6 , yaitu Tanjung Priok-Pelabuhan Kijing Mempawah-Natuna-Tanjung Priok ;
Rute T7, yaitu Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok; Rute T8,
yaitu Tanjung Perak-Belang Belang-207-Sangatta-P Sebatik-Tanjung Perak; Rute
T9, yaitu Tanjung Perak-Kisar (Wonreli)-Namrole-Kisar (Wonreli)-Tanjung Perak;
Rute T10, yaitu Makassar-Tidore-Tobelo-Morotai-Maba-Pulau
Gebe-Maba-Morotai-Tobelo-Tidore-Makassar; Rute T11, yaitu Tanjung
Perak-Dobo-Merauke-Dobo-Tanjung Perak ; Rute T12, yaitu
Makassar-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Serui-Nabire-Wasior-Makassar ; dan Rute T13,
yaitu Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Tanjung Perak. Tapi
kini sepertinya sudah di lupakan.
Jokowi
Benar-benar Membuka Isolasi Perbatasan
Pada waktu
itu Pemerintahan Jokowi-JK dengan Strategi Pembangunan yang di ilhami
oleh Gagasan Trisakti Soekarno yang di dalamnya terkandung tiga konsep besar
yang bisa membangkitkan Indonesia menjadi bangsa yang besar baik secara
politik, ekonomi maupun budaya, “Trisakti”. Gagasan inilah yang dikemas menjadi
NawaCita langkah strategis taktis bagi pembangunan nasional.
Dalam
implementasinya NawaCita menjelma menjadi langkah-langkah takktis presiden
Jokowi dalam pembangunan Infrastruktur skala nasional. Ada 225 lebih, Daftar
Proyek Strategis Nasional yang telah dituangkan dalam Perpres No 3 Tahun Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional tanggal 8 Januari
2016 dan di dalamnya terdapat Perintah pembangunan berbagai proyek yang
diyakini akan mampu menjadikan Indonesia sebagai Negara yang menarik dan seksi
dilihat dari sisi mana saja. Bahkan pada tahun 2014 sesaat terpilih Jokowi
sudah mencanangkan akan membuka dan membangun Jalan Paralel Perbatasan
sepanjang 2004 km; suatu hal yang pada era sebelumnya hanya dianggap mimpi.
.Eranya Perbatasan dan Warga Perbatasan
Desa yang
telah memiliki otoritas menjadi lebih bertenaga karena bisa mengelola anggaran
sendiri (anggaran pendapatan dan belanja desa/APBDesa) dengan salah satu
sumbernya dari DD (di samping enam sumber lain). Dana Desa pemerintah yang
diberikan ke Desa jumlahnya juga luar biasa. Pada 2015 total DD Rp 20,7 triliun
(dibagi ke 74.093 desa); 2016 sebanyak Rp 46,9 triliun (dibagi ke 74.754 desa);
dan pada 2017 ini akan disalurkan Rp 60 triliun (dibagi ke 74.910 desa).
Penyerapan DD tergolong fantastis. Tahun pertama terserap 82,72 persen dan
tahun kedua 97,65 persen, di tengah situasi regulasi yang belum terlalu mapan,
sosialisasi yang dikendalai waktu, dan persebaran desa yang sedemikian luas.
Apa yang terjadi ? Hasilnya luar biasa. Berbagai perubahan kini muncul minimal dalam dua tahun pelaksanaan program DD ini, sekurangnya LIMA HAL POKOK[1] telah dirasakan di lapangan, yakni : Pertama, desa berdenyut kembali dalam kegairahan pembangunan aneka ikhtiar pembangunan dan pemberdayaan, seperti inisiasi pasar desa atau pembentukan badan usaha milik desa (BUMDesa). Kedua, transparansi anggaran menjadi keniscayaan baru sebagai bagian dari akuntabilitas penyelenggara pemerintahan desa. Ketiga, keswadayaan dan gotong royong terlihat kokoh karena seluruh program harus dijalankan secara swakelola, tak boleh diberikan kepada pihak ketiga. Keempat, ongkos pembangunan menjadi amat murah karena dikerjakan oleh warga desa dengan semangat keguyuban tanpa harus mengorbankan kualitas.
Pada 2016 saja telah terbangun hampir 67.000 kilometer (km) jalan, jembatan
511,9 km, MCK 37.368 unit, air bersih 16.295 unit, dan PAUD 11.926 unit. DD
juga dimanfaatkan untuk posyandu 7.524 unit, polindes 3.133 unit, dan sumur
14.034 unit. DD juga digunakan untuk membangun tambatan perahu 1.373 unit,
pasar desa 1.819 unit, embung 686 unit, drainase 65.998 unit, irigasi 12.596
unit, penahan tanah 38.184 unit, dan ribuan BUMDesa (PPMD, 2017). Dengan
menggunakan ukuran apa pun, efisiensi DD sangat mengagumkan. Kelima, munculnya
aneka upaya untuk memperkuat kapasitas warga dan pemberdayaan lestari dengan
basis budaya dan pengetahuan lokal. Banyak desa yang menginisiasi munculnya
sekolah desa, sekolah perempuan, Dll
Kini
Presiden Joko Widodo disamping memperkuat kemampuan Desa, presiden Jokowi
merencanakan akan melakukan peremajaan terhadap kebun rakyat. Kebun yang selama
ini tidak pernah teremajakan. Sebagai langkah awal presiden Jokowi akan meremajakan
kelapa sawit kebun Rakyat. Setelah kelapa sawit, peremajaan perkebunan rakyat
juga akan dilakukan untuk kebun KARET, KOPI, KAKAO DAN PALA. Suatu program yang
belum pernah terbayangkan sebelumnya. Presiden sudah melakukan penanaman
perdana peremajaan kebun kelapa sawit rakyat seluas 4.400 hektare di kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Kita hanya berharap agar BNPP, Pemda
perbatasan benar-benar mau melihat peluang ini dan ikut berbenah serta berperan
serta dalam mewujutkan Perbatasan sebagai Halaman Depan Bangsa.
Sebagai
pemerhati perbatasan, kini wilayah ini seperti akan ditinggalkan. Rasanya
sedih, karena wilayah perbatasan adalah symbol wilayah yang selama ini
terabaikan. Pada masa Jokowi wilayah ini terasa sekali dennyutnya. Tidak tahu
ke depan akan seperti apa jadinya wilayah ini.