Oleh Harmen Batubara
Sebagai seorang pemerhati
sosial, Anda pasti tertarik dengan dinamika kepemimpinan yang mampu menyatukan
visi lokal dan global. Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, mantan
Presiden ke-7 Indonesia (2014–2024), baru-baru ini ditunjuk sebagai anggota
Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy. Penunjukan ini diumumkan secara
resmi oleh Bloomberg pada 9 April 2025 di New York, AS, dan menjadi sorotan
karena Jokowi adalah satu-satunya mantan kepala negara dalam daftar 22 tokoh
berpengaruh dunia tersebut. Bloomberg New Economy, platform global yang
didirikan oleh Michael R. Bloomberg pada 2018, bertujuan memfasilitasi dialog
tentang transformasi ekonomi, khususnya di pasar berkembang, dengan fokus pada
pergeseran pusat kekuatan ekonomi dari Barat ke Timur dan Utara ke Selatan.
Dewan penasihat ini dibentuk untuk memberikan masukan strategis menghadapi
tantangan kompleks seperti perdagangan, investasi, teknologi, krisis iklim, dan
industrialisasi, melalui kolaborasi lintas sektor publik-swasta.
Alasan Utama Bloomberg
Memilih Jokowi
Alasan utama Bloomberg
memilih Jokowi terletak pada pengakuan internasional atas rekam jejak
kepemimpinannya yang unik dan berpengaruh.
Pertama,
“latar belakang non-elit yang inovatif”: Bloomberg
mendeskripsikan Jokowi sebagai politisi, insinyur, dan pengusaha yang lahir
dari akar rumput—presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan
elite politik atau militer. Perjalanannya dari walikota Solo, gubernur DKI
Jakarta, hingga presiden dua periode mencerminkan gaya kepemimpinan yang
bersahaja, pragmatis, dan berorientasi pada hasil nyata, seperti pembangunan
infrastruktur masif dan peningkatan daya saing ekonomi Indonesia. Hal ini
selaras dengan misi Bloomberg untuk menjembatani perspektif emerging markets[1], di mana Indonesia—sebagai
negara berpopulasi terbesar ke-4 dunia, anggota G20, dan kaya sumber daya
strategis—memainkan peran kunci dalam peta ekonomi global
Jokowi Adalah Pemimpin Bersahaja Yang Jenius
Pendapat Anda bahwa
Jokowi adalah pemimpin bersahaja tapi jenius sangat relevan di sini. Gaya
sederhananya—dari naik sepeda motor saat berkampanye hingga prioritas pada
kesejahteraan rakyat—membuatnya menjadi model kepemimpin yang autentik, yang
justru menjadi daya tarik bagi forum elite seperti Bloomberg. Penunjukan ini bukan
hanya penghargaan pribadi, tapi juga peluang bagi Indonesia untuk memperkuat
suara di panggung global, membahas isu seperti keadilan ekonomi dan transisi
hijau. Forum Bloomberg New Economy sendiri rutin digelar di kota-kota seperti
Singapura, Beijing, dan Marrakech, dan edisi November 2025 di Singapura[4] akan menjadi ajang pertama
Jokowi berkontribusi secara langsung.
Secara keseluruhan,
pilihan Bloomberg mencerminkan kepercayaan pada kemampuan Jokowi untuk
menyumbang solusi inovatif dari perspektif negara berkembang, memperkaya
diskusi global tentang ekonomi baru yang inklusif.
[1]
.
[liputan6.com](https://www.liputan6.com/bisnis/read/6167702/terungkap-ini-alasan-jokowi-jadi-penasihat-di-bloomberg-new-economy-global).
[2] [jakartaglobe.id](https://jakartaglobe.id/news/jokowi-joins-bloomberg-new-economy-board-focuses-on-ai-and-data).
[3] [antaranews.com](https://www.antaranews.com/berita/5135093/22-tokoh-dunia-jadi-dewan-penasihat-bloomberg-jokowi-masuk-daftar).
[4] [kompas.com](https://internasional.kompas.com/read/2025/09/26/100000970/apa-itu-bloomberg-new-economy-yang-baru-tunjuk-jokowi-jadi-penasihat-).